Guru vs Siswa di Masa Pandemi Covid-19
Menjadi guru SD masa Pandemi Covid-19 benar penuh tantangan, apalagi guru kelas 1.
Istilah ngetrendnya 'Kan Main' bagaimana tidak anak baru lepas dari TK yang notabene masih tergantung kepada orang tua dan masih manja masih terbawa suasana bermain lantas masuk ke sekolah dasar (SD) dimana situasinya menuntut keseriusan dalam hal belajar. Hal inilah yang ingin saya ulas sedikit dari sudut pandang saya. Betapa tidak saat masuk sekolah dasar mereka tidak pernah mengenal gurunya dan gurupun demikian halnya.
Namun suka atau tidak pembelajaran tetap harus berlangsung tanpa adanya tatap muka secara langsung.
Dan taraaaa saat guru memberikan tugas dengan media platform hasil penilaian nya 'kan main' semua dapat nilai diatas KKM 90 - 100.
Pendek cerita gurunya bahagia dan bersyukur, namun hal kecil nan bermakna menggodanya 'benarkah demikian' ?
Langkah selanjutnya sang guru memulai melakukan pemetaan kompetensi siswa. Pertama guru melaksanakan pembelajaran daring via zoom , karena belajar bersama tentulah siswa yang memiliki kemampuan dapat menjawab dan yang lainnya diam," ok santai" pikir sang guru.
Langkah keduapun dilaksanakan guru melakukan pembelajaran daring via wa vidcall, mulailah pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan dan hasilnya sang gurupun bingung karena ternyata ada beberapa siswa yang belum dapat membaca bahkan belum dapat menulis huruf abjad. Lantas bagaimana bisa nilai tugasnya 100? Tak kurang akal tentulah guru melontarkan pertanyaan sederhana "Nak tugasnya dikerjakan oleh siapa?
Spontanitas siswa tersebut menjawab mama dan yang lainnya menjawab kakak.
Akhirnya sang gurupun tercengang, 'kan main'
Langkah ketiga akhirnya dilakukan guru bertanya benarkah demikian dan benar dugaan sang guru 'maaf Bu saya tidak telaten jadi saya yang mengerjakan, dan sewaktu ibu bertanya lewat wa grup saya malu untuk mengatakannya.
Ya inilah polemik yang harus diselesaikan oleh seorang guru dimasa Pandemi Covid-19 ini.
Terkadang orang tua tidak menyadari bahwa yang dilakukan secara tidak langsung telah menjadikan anak - anak mereka berada di zona nyaman dan hal tersebut justru berakibat fatal.
Bagaimana tidak kondisi tersebut akan menjadi momok tersendiri bagi siswa saat pembelajaran kelas/ tatap muka dilakukan.
Lewat tulisan ini saya menghimbau 'mari kita bawa dan arahkan anak- anak menjadi lebih mandiri agar mampu menjawab tantangan di masa depan.
Semangat bu guru 💪💪💪
ReplyDeleteThanks masih belajar
Deleteapa kabar tante, saya tetangga mba maria di sidoarjo dulu ... semangat menulis ya tante
ReplyDeleteAlhamdulillah sehat
DeleteOh ya thanks
Suka dgn himbauan bijak dibagian penutup 👍 salam kenal bu guru 🙏
ReplyDeleteSalam kenal balik ..hemn belajar untuk mengingatkan diri akan tugas
DeleteSetuju banget Bu Guru, banyak ortu gak mau pusing dg proses belajar dan akhirnya malah mejerumuskan anak sendiri. Semoga semua guru, ortu, dan anak2 ttp semangat mengajar dan belajar dimasa Pandemi ini.
ReplyDelete